101 Client Handling: Tips no 58

Wednesday, February 17, 2016

Ini yang sering kejadian, mulai dari gue masih kerja serabutan jaman kuliah, sampai sekarang udah jadi orang kantoran dengan gelar sarjana: kalo pas meeting kebanyakan becanda sama klien cowok, kliennya kemudian salah sangka.

Ini kejadian di beberapa brand besar yang pernah gue handle. Waktu meeting sama tim regional dari brand-brand tersebut, selain presentasi proposal  pasti ada obrolan kasual donk ya. Nah terkadang gue melempar joke receh yang sama sekali nggak berbobot untuk mencairkan suasana. Mungkin karena ngerasa gue anaknya easy going, klien-klien cowok ini suka berpikir selain easy going bisa jadi gue gampangan juga.

Jadi setelah meeting yang lebih banyak diisi sama lawakan gue itu, kalo lagi apes akan ada  salah satu klien yang kemudian japri. Entah itu basa basi, atau to the poin ngajak ketemu lagi berdua aja. Positifve thinking gue sih, mungkin dia simply butuh hiburan, butuh gue ngelawak lebih banyak di sesi privat :D

Cuma, gue perhatiin lagi, yang kelakuannya begini nih biasanya orang-orang tim regional. Kalo tim pusat (biasanya di Jakarta) cenderung lebih kalem dan kewl. Jadi mau gue ngelawak pake joke receh sampe joke dollar juga, habis meeting yaudah kelar. Paling becandaan lagi di grup bareng antara kantor dan klien. Sekalinya ada klien cowok yang japri, deseu minta ditarot, dan ujung-ujungnya curhat. Dan lo pasti kerasa donk, curhatnya orang yang emang butuh curhat sama yang curhatnya modus. Nah klien gue ini adalah tipe yang pertama. Emang punya masalah yang cukup akut.

Sampai sekarang gue belum dapat rumus kenapa polanya begini. Tim klien regional lebih grasa-grusu sama vendor cewek dibandingkan tim pusat.

Pelajarannya adalah: Jadi easy going itu tetep perlu, supaya suasana meeting jadi seru. Nah kalo ada yang baper terus japri, langsung aja bersikap professional sejak chat awal. Biasanya mereka mental sendiri kok kalau kita jadi “dingin” waktu di japri.

You Might Also Like

0 comments